Sebuah Universitas di Jerman mengadakan mata kuliah “Kebahagiaan”. Di mata kuliah tersebut diajarkan bagaimana orang mendapatkan kebahagian yaitu dengan menjadi diri sendiri, diantaranya adalah dengan bagaimana seseorang berperilaku : berbicara, berjalan, bertindak sesuai dengan hati nuraninya sendiri. Tidak dibuat-buat sesuai dengan kehendaknya sendiri tanpa meniru atau basa-basi. Padahal menurut Erving Goffman, melalui teori Dramaturgi-nya, kehidupan diibaratkan teater, interaksi sosial di atas panggung yang menampilkan peran-peran yang dimainkan para aktor. Ada yang berperan menjadi Presiden, Direktur, Dosen, Pengemis, Ustad, Pelacur dan sebagainya. Bahagiakan kita dengan masing-masing perannya di dunia ini? Continue reading ‘Menjadi Diri Sendiri, Menjadi Bahagia’
Archive for October 1st, 2008
01
Oct
08
Teori Kritis
Tradisi kritis berasal dari pemikiran Karl Marx dan Frederich Engels yang disebut ”Marxisme”. Untuk memahami tradisi kritis, ada 3 hal yang esensial yang menjadi ciri khas teori-teori dalam tradisi kritis, yaitu :
- Tradisi kritis memandang sistem, struktur kekuasaan dan keyakinan atau ideologi yang mendominasi masyarakat, dengan cara perspektif khusu yaitu kepada siapa kekuasaan berpihak. Antara lain : Siapa dapat menyuaraan kepentingannya, siapa tidak. Kepentingan siapa yang dilayani dalam masyarakat, kepentingan siapa tidak dikorbankan?
- Para penyusun teori dalam tradisi kritis secara khusus berkeinginan untuk melawan kondisi sosial dan sytuktur kekuasaan yang tidak ”adil” guna membangkitkan emansipasi atau membebaskan masyarakat dari tekanan tersebut.
- Ilmu Sosial kritis berusaha membangun kesadaran sosial melalui teori dan aksi secara jelas memunculkan sifat normatif dan menggerakkkan perubahan dalam kmondisi masyarakat yang ada. Sehingga teori-teori kritis kebanyakan memberi perhatian dan berpihak kepada kelompok-kelompok yang termarginalkan. Continue reading ‘Teori Kritis’
Recent Comments