02
Oct
08

Beranilah Bermimpi….Berfantasi!

Hampir semua orang yang telah membaca novel atau menonton film “Laskar Pelangi” setuju kalau novel dan film tersebut sangat inspiratif, mengobarkan semangat bagi mereka yang selalu dirundung kesulitan dalam menempuh pendidikan. Kita mendapat pelajaran berharga, walau dalam keadaan sesulit apapun :  beranilah bermimpi….berfantasi. Dengan bermimpi, maka kita dituntut untuk bisa mewujudkan, meraih target. Walau hasilnya semua itu tergantung dari usaha dan do’a kita. Tapi yang penting beranilah bermimpi, berfantasi…mempunyai cita-cita setinggi langit. Orang yang tak punya mimpi, fantasi atau cita-cita, maka ia tak punya harapan dalam hidup ini. Hidup seperti hanya untuk menunggu mati! Tapi apa sebenarnya mimpi, fantasi itu?  Teori Konvergensi Simbolik, yang dikembangkan oleh Ernest Bormann dengan kelompok mahasiswa dari Universitas Minnesota (1960-1970), menemukan proses sharing fantasi. Jadi konsep Teori Konvergensi Simbolik  adalah tema fantasi.

Tema fantasi adalah pesan yang didramatisi seperti permainan kata-kata, cerita, analogi, dan pidato yang menghidupkan interaksi dalam kelompok. Tema fantasi juga terfokus pada cerita suatu tokoh dengan karakter secara naratif. Setiap individu akan saling berbagi fantasi karena kesamaan pengalaman atau karena orang yang mendramatisi pesan memiliki kemampuan retoris yang baik. Suatu cerita, lelucon, atau permainan kata-kata yang sering terjadi dalam suatu kelompok tampaknya tidak bermakna apa-apa. Semuanya tidak memiliki efek dalam interaksi selanjutnya. Akan tetapi, kadang-kadang salah seorang dari anggota kelompok mengambil pesan tersebut kemudian membumbui cerita itu dan mungkin mendramatisi pesan dengan gaya cerita masing-masing. Dalam teori konvergensi simbolik, partisipasi ini dikenal dengan rantai fantasi dan saat hal itu terjadi, individu-individu tersebut telah berbagi kelompok fantasi.

Saat kita berbagi fantasi, kita menghubungkan kejadian pada tindakan manusia. Maka kita akan membentuk konvergensi simbolik dan memimpikan salah satu bagian  dari dunia kita dengan cara yang serupa dengan anggota lain dalam kelompok. Dengan fantasi kita juga membentuk nilai-nilai, emosi dan motivasi yang merupakan bagian penting dalam budaya kelompok. Contoh terdekat, misalnya dalam pergaulan sehari-hari  dengan teman dekat kita tanpa sadar membentuk kelompok tertentu baik itu dalam perkuliahan, pekerjaan atau organisasi. Kasus pengeboman di Bali yang dilakukan oleh Amrosi cs, bisa juga dimulai dari fantasi kebenciannya pada sosok atau kebijakan Presiden Amerika, maka merekapun  berfantasi untuk merusak hegemoni Amerika mulai dari  merakit bom sampai menetapkan sasaran yang dituju. Namun, alangkah baiknya kalau kita berfantasi atau bermimpi pada hal yang positif, perusahaan sebesar microsoft atau berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah hasil fantasi dan mimpi para pendirinya dulu …..jadi berfantasilah karena tak ada yang melarang.

 

 


0 Responses to “Beranilah Bermimpi….Berfantasi!”



  1. Leave a Comment

Leave a comment


No Smoking
Brighter Planet's 350 Challenge

Nice Pictures

My visitors

  • 27,387 hits

calendar

October 2008
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031