06
Oct
08

Negeri yang Terancam

Seorang Pemirsa program acara berita “Suara Anda” di Metro TV protes, mengapa televisi atau media di Indonesia lebih suka menyajikan berita-berita yang buruk saja (Bad news) dari pada berita-berita yang bagus (Good News). Padahal di Indonesia banyak berita-berita yang bagus. Seolah-olah di mata asing, Indonesia adalah negara yang selalu penuh konflik. Presenter program acara berita  “Suara Anda” yang menyajikan 9 berita terpilih setiap harinya di Metro TV, pun langsung dibuat terpana mendengar protes pemirsanya. Yah, beberapa kali pun saya tanya ke temen-teman yang bekerja di bagian berita di stasiun  televisi. Jawabannya pasti klise : soal rating! Dan saya pun bisa merasakan sendiri, betapa tidak enaknya bekerja di televisi, karena pernah kerja di bagian berita Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Dimana seorang produser program acara berita akan sangat tertekan oleh pemilik modal, walaupun program berita, usahakan rating acaranya bagus. Rating memang dewa di stasiun televisi. Rating jelek, tak ada iklan. Tak ada iklan, tak ada duwit. Kelangsungan lembaga media itu pun terancam bangkrut! Jadi setiap reporter dituntut menyajikan berita-berita yang disukai oleh pemirsanya. Anehnya, program acara berita yang disukai oleh pemirsa adalah berita-berita yang menyajikan selera/naluri rendah manusia yaitu : kriminalitas, seks, kerusuhan dan sejenisnya.

Namun apakah hanya karena alasan itu, harga diri negara dan bangsa tergadaikan? Setiap kali orang asing melihat/mendengar/membaca  berita-berita yang ada di media elektronik/cetak di Indonesia langsung bergidik. Sebegitu seramkah negara Indonesia? Ha…ha..di sinilah sebenarnya peran media massa yang seharusnya mendidikmasyarakat agar mau menghargai berita-berita yang bagus. Bukan malah media yang terbawa keinginan pemirsa, karena takut tak ditonton. Sebagai lembaga media masa, baik televisi, radio maupun media cetak, berhak menyeleksi (sensor) tentang berita yang akan ditayangkan. Salah satu teori tentang organisasi media adalah Konsep “gatekeeper” (penjaga gawang) hasil studi Kurt Lewin di Amerika awal tahun 1950-an.  Konsep gatekeeper adalah sebuah konsep yang dijalankan oleh praktisi jurnalis bernama David Manning White. White adalah seorang editor di sebua suratkabar kota kecil di daerah Midwest Amerika.

Ia memutuskan apa berita yang akan dimuat dan apa yang tidak dimuat di dalam suratkabar dengan menganalisa sendiri berbagai alasan mengapa berita tertentu tidak dapat dimuat. Interpretasi White dalam proses ini lebih kepada pertanyaan teknis seperti berita yang membosankan dan berita yang melebih-lebihkan dari sebuah fakta yang sudah ada. Dari pengalaman White dapat disimpulkan bahwa proses gatekeeping merupakan proses dimana unsur subyektifitas gatekeeper yakni, pengalaman, perilaku dan harapan sangat berpengaruh dalam proses pemuatan sebuah berita. Dan produksi sebuah berita televisi jelas mempunyai langkah-langkah seperti penetuan topik, pencarian bahan berita, shooting,  sampai penyajian berita. Dari situ dapat dipahami bagaimana rumitnya memproduksi sebuah berita dalam sebuah lembaga/organisasi media.

Disinilah peran pemimpin redaksi yang sering dijuluki “Mr. Gate” diuji,  karena dia yang memiliki kewenangan besar untuk menyeleksi berita-berita nasional dan internasional. Jadi dari kebijakan Mr. Gate itulah negara ini mau dibawa kemana, karena media sangat berpengaruh dalam kehidupan berbangsa. Jangan sampai hanya demi rating, negara ini terancam kehancuran, tak ada moral lagi di masyarakat. Contohnya, ketika kasus pembunuhan mutilasi oleh Ryan ditayangkan secara gencar oleh media, maka kasus-kasus serupa pun terjadi lagi di masyarakat. Pemirsa televisi/pembaca koran di  Indonesia memang sangat mudah meniru apa yang ada di media.


2 Responses to “Negeri yang Terancam”


  1. 1 Leo Budiman
    October 20, 2008 at 2:25 am

    saya sangat setuju….
    menurut teori, komunikasi melalui media massa, terutama TV, sangat berpengaruh dalam pembentukan public opinion, dan berdampak besar pada masyarakat….tapi ada sebuah tv swasta yang berbeda dan selalu menampilkan berita-berita yang positif, daai tv, tv ini milik yayasan Tsu Zsi di Taiwan yang bergerak dalam bidang sosial…membantu sesama dalam segala bidang….semoga semangat berbagi kasihnya dapat mendorong semua masyarakat yang menontonnya untuk meniru aksi sosial yang dilakukan

  2. 2 oLa
    October 22, 2008 at 8:38 am

    Pak, saya suka cerita tentang Laskar Pelangi, Saya juga merasa sedih dan terharu dengan pengalaman yang pernah dialami oleh Andrea Hirata. Menurut saya, cerita laskar pelangi adalah potret nyata pendidikan saat ini di negri kita tercinta. Dan seharusnya, lewat novel dan film ini kita dapat mengembangkan pendidikan di Indonesia.
    J’espere que l’Indonesi pouvoir bon que maintenant.
    Bon Courage, mon cher pays.
    Merci


Leave a comment


No Smoking
Brighter Planet's 350 Challenge

Nice Pictures

My visitors

  • 27,387 hits

calendar

October 2008
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031