01
Oct
08

Menjadi Diri Sendiri, Menjadi Bahagia

Sebuah Universitas di Jerman mengadakan mata kuliah “Kebahagiaan”. Di mata kuliah tersebut diajarkan bagaimana orang mendapatkan kebahagian yaitu dengan menjadi diri sendiri, diantaranya adalah dengan bagaimana seseorang berperilaku : berbicara, berjalan, bertindak sesuai dengan hati nuraninya sendiri. Tidak dibuat-buat sesuai dengan kehendaknya sendiri tanpa meniru atau basa-basi. Padahal menurut Erving Goffman, melalui teori Dramaturgi-nya, kehidupan diibaratkan teater, interaksi sosial di atas panggung yang menampilkan peran-peran yang dimainkan para aktor. Ada yang berperan menjadi Presiden, Direktur, Dosen, Pengemis, Ustad, Pelacur dan sebagainya. Bahagiakan kita dengan masing-masing perannya di dunia ini?

Kebahagiaan? Selalu dicari dan diburu oleh setiap manusia di muka bumi ini. Bagaimana mendapatkan dan merasakan, itu sangat relatif. Yang jelas, yang bisa merasakan semua itu adalah masing-masing diri kita, hati kita.  Sebagai dosen, penulis beberapa kali meminta mahasiswa untuk mempresentasikan tentang arti kebahagian menurut dirinya sendiri. Hasilnya, bermacam-macam dan kadang tak terduga. Risal, mahasiswa baru FIKOM Universitas Budi Luhur merasakan kebahagian paling dahsyat dalam hidupnya adalah ketika di terima menjadi mahasiswa dengan beasiswa, karena selama ini mimpi untuk kuliah terwujud. Mengingat ia datang dari keluarga yang sangat miskin. Ayahnya hanya sopir taksi, dan adiknya berjumlah 5 orang. Tapi beda bagi Poppy, mahasiswi semester 3 FIKOM UBL, ia datang dari keluarga mampu, ia sangat bahagia kalau dosen yang mengajarnya tampan dan baik hati. Katanya jadi semangat. Dan kebahagiaan itu memang sulit ditebak.

Namun  perlu disimak, pendekatan Dramaturgis, Goffman, khususnya berintikan pandangan bahwa ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola kesan yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya. Untuk itu, setiap orang melakukan pertunjukkan bagi orang lain. Tinggal bagaimana kita betindak, apakah kita bahagia melakukan perannya atau hanya untuk membahagiakan orang lain. Sedang diri kita hanyut dalam kehampaan?


2 Responses to “Menjadi Diri Sendiri, Menjadi Bahagia”


  1. 1 vina
    October 22, 2008 at 4:18 am

    ha..ha…akhirnya photoku dipampang juga bersama Prof.dedy…..keren blognya….semangett ya…kutunggu catatan-catatan kecilmu yang lebih menarik lagiii….vina dago 8


Leave a comment


No Smoking
Brighter Planet's 350 Challenge

Nice Pictures

My visitors

  • 27,387 hits

calendar

October 2008
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031